tersengak nafasku pagi ini kala pertama kali membuka akun facebookku. tangan bergemetar seakan tak mampu lagi memegang handphone yang ku genggam untuk online facebook. andai saja aku adalah seorang wanita, mungkin akau akan menangis tersedu sedu melihat postingan yang ada di dalam beranda facebook. mungkin kebetulan atau memang takdirku untuk langsung melihat statusmu yang berdasarkan jam baru tadi malam sebelum jam 12 malam kau berubah status dari lajang menaji berpacaran. sungguh tak dapat ku percaya, padahal baru saja satu hari berlalu kau meneleponku untuk menceritakan curahan hatimu seperti yang biasa kau lakukan, bahwa saat itu kau sedang tidak ada seseorang dihati, dan malam itu kau sangat yakin bahwa banyaknya pria yang mencoba mendekatimu, semua tidak bisa kau terima dengan berbagai alasan. walaupun sesungguhnya dari sekian banyak pria itu ada seseorang yang sangat baik menurutmu. dan malam itu aku sangat yakin dengan penjelasan itu kau tidak mungkin akan menjadi milik siapapun dalam satu malam, karena akupun yakin bahwa dirmu tidak semudah itu menerima orang lain dalam hidupmu. hal inilah yang mengagetkanku, bahwa sesungguhnya malam itu kau tidak sepenuhnya jujur padaku tentang hidupmu. atau memang sesungguhnya kau memang tidak pernah mau menceritakan kisah hidupmu yang indah, kau hanya membagi hal yang membuatku sakit, dan membutuhkan kawan untuk berbagi.
memang sesungguhnya aku tak ada hubngan apa apa denganmu. aku hanyalah kawan bagimu, kawan berbagi cerita. namun sayang sekali. bagiku kau bukanlah sekedar kawan untuk erbagi cerita. bahkan hanya padamu aku bisa bercerita tentang kisah cintaku yang gagal. dan kepadamu aku bisa jujur tentang perasaaanku padamu. persaaan cinta yang tidak pernah kuucapkan pada orang lain sejak 10 tahun yang lalu.
kini saat aku melihat statusmu yang tak lagi sendiri, aku merasa terhempas dari ketinggian, dimana aku merasa memiliki kesempata untuk berusaha, walaupun aku sadar, saat kau tidak merespon pernyataan cintaku kala itu, bahwa kau telah menunjukkan ketidaksukaanmu padaku. namun kala itu aku menganggap "mungkin jika aku sedikit berusaha, kau akan menerima:". tapi sepertinya harapan itu sirna, kini kau telah mendapatkan lagi seseorang yang bisa mengisi hatimu,walaupun aku tak tau siapa itu. kini yang aku bingungkan adalah, bagaimana jika kau menghubungiku lagi, bagaimana jika kau menceritakan kisahmu yang tak kau ceritakan malam itu. apa yang harus ku lakukan.... apakah aku bisa menjadi sahabatmu seperti apa yang kau harapkan. karena saat ini aku sangat terkejut dengan statusmu yang begitu cepat berganti.
wahai diaryku. apa sebenarnya yang telah aku perbuat?? kenapa aku selalu gagal dalam percintaan. bahkan pagi tadi sebelum aku berangkat ke kantor, dan membuka facebook dan melihat statusnya yang telah berganti menjadi berpacaran. aku sempat menghayalkan lagi bagaimana jika aku dan dia bisa bersama. bagaimana jika saja dia mau menerimaku. tadi pagi aku berangkat dengan perasaan yang sangat bahagia, mangatur segala sesuatunya, memikirkan kata apa yang akan ku pakai untuk mengungkapkan perasaanku padanya sekali lagi, namun dalam konsep penembakan. sempat terngiang dalam benakku untuk mengatakan "apakah aku memiliki kesempatan jika aku berusaha?karena jika kau memberiku kesempatan serusaha, aku akan berusaha sebaik baiknya untuk mendapatkan hatimu, karena janjiku padamu adalah aku akan menjadikanmu pendamping hidupku untuk selamanya". kini konsep itu hanya akan menjadi konsep, takkan pernah terealisasi. kini aku benar benar telah jatuh kelubang yang sangat dalam. kini aku akan mengubur lagi rasa cintaku seperti saat sebelum kau kembali hadir dalam hidupku.
mungkin kau memang bukanlah cinta pertamaku, tetapi kau adalah wanita kedua dalam hidupku yang aku sukai. dan kau adalah wanita yang benar banar membuatku merasakan cinta yang rumit. dan kau adalah wanita pertama yang membuatku percaya bahwa kisah cintaku akan berakhir indah. namun sekali lagi, aku tertipu olah perasaanku sendiri.
Jika sedikit kembali ke belakang, aku memang menyukainya selama 10 tahun, harapan pertama ku hilang saat lulus SMA di memutuskan untuk melanjutkan sekolah di kalimantan. tetapi siapa sangka 5 tahun berlalu dia kembali ke kalimantan untuk bekerja, dan komnunikasi sekali lagi terjalin, walau saat itu intensitas tak begitu rutin berhubungan, hingga tahun tahun berlalu. dan siapa sangka pada tahun 2011 disaat hari kemerdekaan, disana intensitas perbincangan menjadi sangat sering. sampai dia menjadikanku teman curhatnya. mungkin disitulah letak kesalahanku. aku terjebak oleh perasaanku yang telah lama terpandam. hingga saat titik tertentu dirinya kembali mengalami kekosongan dalam hatinya. dan saat aku mencoba untuk memasukinya, sebenarnya dia telah mengisyaratkan bahwa dirinya tidak menerima ku. namun tidak pula menolakku. itulah salahnya diriku, terlalu berharap pada opsi yang kedua, bahwa dia tidak menolakku itu artinya dia bisa saja menerimaku. namun saat ini aku yakin maksudnya adalah dia tidak menolakku agar aku tidak merasakan sakit hati lalu diapun kehilangan diriku sebagai temannya berbicara.
0 komentar :
Posting Komentar