Selasa, 21 Februari 2017

pagi yang hening itu tiba tiba riuh oleh suara anak anak yang terbangun lebih pagi dari biasanya. dan seisi penghuni rumah terlihat nampak terburu buru menyiapkan segala perlengkapan dan persiapan "tempur". warna warni pernak pernik nampak telah tertata rapi di pinggir pintu rumah menunggu untuk dipindahkan. makanan makanan khas yang hanya dibuat khusus sekali untuk seumur hidup pun tampak telah dipersiapkan. tak lupa pula benda kecil namun paling penting dari segala persiapan penting lainnya telah siap dipegang oleh orang tua, setelah beberapa minggu disimpan dengan sebaik baiknya.
tetangga kiri kanan pun nampak telah siap didepan rumah masing masing sesuai intruksi di malam sebelumnya saat acara syukuran bahwa hari ini kita semua akan pergi ke samarinda ba'da subuh untuk menjadi pengiring pengantin pria melaksanakan akad nikah pernikahan.
hari itu 21 Februari 2016, tepat satu tahun dari hari ini. cuaca saat itu alhamdulillah cerah sesuai harapan. rombongan hari itu ada sepertinya empat buah mobil, berangkat sekitar setengah enam pagi, dengan mobil pengantin menjadi leadernya. dalam prjalanan, ada beberapa kejadian yang sayang untuk dilupakan, namun tidak sempat untuk diungkapakan saat itu.
diperjalanan, pengantin pria duduk di depan sambil memegang baju pengantinnya di samping pintu, karena katanya kalau dipakai, bisa basah kena keringat. jadilah baju itu dipegang sepanjang jalan.
ditengah perjalanan, karena jalanan nanmpak agak sepi, mobil kami hampir di serempet mobil dari arah depan yang nyelip laju sekali, untung pak supir sigap. klo nggak, akad nikah bisa batal. tapi alhamdulillah Allah masih melancarkan niat baik kami.
saat kami mendekati rumah mempelai wanita, kami janjian ngumpul di depan PLTD samarinda.
mobil kami sampai lebih dulu, disusul mobil kaka dibelakang. dan dua lagi masih jauh tertinggal dibelakang. sambil janjian dengan pihak wanita dirumah untuk bersiap siap.
pada kesempatan itu pula, aku mulai bersiap menggunakan pakaian untuk akad. dan alangkah terkejutnya kakaku saat melihat wajahku, tanpa polesan apapun, sungguh polos.
lalu dia mendatangiku sambil mengusapkan bedak make up nya, sambil menggerutu, bisanya sampai lupa muka di bedaki di rumah, jelek betul kelihatan..

akhirnya dua mobil dibelakang datang, dan waktu sudah menunjukkan pukul 8 lewat, sedangkan akad akan dimulai pukul 10. tetapi misi kami bukan hanya untuk akad, namun akan dimulai acara "beantaran". mengingat jarak yang jauh, maka "beantaran" langsung di hari itu juga. biasanya sih seminggu atau dua minggu sebelum akad. karena di hantaran ada ritual "ngaduk uang jujuran". tetapi untuk kasus kami itu bisa dilakukan bersamaan.

saaat kami mulai dekat dengan rumah mmpelai wanita, kami janjian dlu dengan satu mobil lagi yang sudah menunggu disana, dia masih ada hubungan keluarga dengan pihak wanita. saat itu dia kami titipkan "syarat" yang biasa orang banjar sediakan untuk mempelai wanita, yaitu rupa rupa dari ujung kaki ke ujung kepala.

singkat cerita, akhirnya kami berombongan mulai memasuki area rumah mempelai wanita. shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW diucapkan berkali kali. dan saya dduk di ruang depan dan segala macam seserahan dibawa ke ruang tengah,dimana ibu ibu sudah menunggu. dan para lelaki di ruang depan. saat itu menunjukkan jam 9 kurang. acara hantaran berlangsung tidak begitu lama, karena setengah sepuluh acara seserahan sudah selesai. dan di saat itulah saat menegangkan bagiku terjadi. akad nikah direncanakan dimulai pukul 10 pagi, berarti ada 30 menit waktu jeda aku menunggu dalam kegelisahan. hapalan ijab terus menerus mengiang di telinga. orang orang bercanda di sekitar terasa tak mempengaruhiku, hanya senyum senyum tipis yang bisa kuberikan pagi itu.

saat waktu telah menunjukkan pukul 10, suasana di ruang depan sudah mulai penuh, di halaman pun nampak tetangga dan keluarga2 duduk di kursi yang disediakan, namun pak penghulu belum jua datang. di telepon berkali kali beliau tak mengangkat. saat itulah gugup yang kurasakan sangat berlebihan, andai saja tak ada kipas angin berkekuatan tinggi, keringat tentu sudah bercucuran membasahi badan dan kepala.

akhirnya pak penghulu datang pukul 10.10 pagi, alasannya karena orang ingin dinikahkan yang jam 8 pagi terlambat datang mempelai prianya, jadi akhirnya molor semua. lalu dia langsung mendatangi mempelai wanita di kamarnya, untuk melakukan ijab di sana dan berwali apda orang tuanya.

singkat cerita lagi, hal yang paling menakjubkan dalam hidupku pun terjadi, sekilas terbayang masa masa kecilku dulu, sekilas terbayang hal hal yang pernah dilalui dulu. namun fokus pada hapalan ijab membuat aku tetap merasa kuat, disinalah aku, seorang pria, yang dulu masih anak kecil yang di timang timang ibu bapak, kini akan menajalani hidup baru, menjadi seorang suami. da selangkah lagi aku akan resmi menjadi seorang suami. semua persyaratan telah dijalani, saksi saksi telah siap. maka sampaikah pak penghulu memegang tanganku yang panas dingin. kata demi kata dia ucapkan, dan aku hanya mengiyakan saja, karena dipikiranku yang penting proses ijab terlaksana dengan baik. saat pak penghulu bertanya apakah aku ingin mencoba, kujawab dengan nada pelan tapi pasti "tidak usah". orang orang di sekitar hanya bisa tersenyum sambil berkata "sudah nda sabar lagi dah kayanya". mungkin itu juga benar, tetapi lebih kepada gugup, padahal hati ingin bilangiya, bair nanti tidak terjadi kesalahan agar tak ijab berulang ulang. namun sekali lagi alhamdulillah, dengan ijin Allah SWT, saat pak penghulu menjabat tanganku, dan mengucap taklik, dan dia mengoyang tanganku kesamping, lalu ku sahut "saya terima nikahnya mutia binti sulaiman dengan mas kawin uang senilai 221 ribu rupiah tunai". dan "SAH". satu kali ucap ijab kabul aku telah resmi menjadi seorang suami. barulah aku mulai tersenyum, hingga ada yang mengucap "akhirnya sumringah jua dah senyumnya". tetapi memang itu kenyataannya, rasanya  tak ada beban sama sekali di hati ini, semua telah usai. baru itu mempelai wanita keluar dari kamarnya, dan subhanallah, dia cantik sekali hari itu, kalau kata orang sekarang namanya "dandan maksimal untuk cantik maksimal". dia benar benar cantik, tapi saat itu aku tetap seperti biasa, tidak memujinya, ya karena jaim juga, hehe. selebihnya penghulu memerikan syarat dan rupa rupa pernikahan pada kami

setelah itu, acara pun menjadi acara bebas, semua terasa telah dilewati, persiapan yang disiapkan sejak 3 bulan belakang akhirnya terbayarkan hari itu.

saat siang hari, walaupun kami sudah sah menjadi suami istri, aku masih tidak diperbolehkan untuk tinggal, kata orang tua nunggu resepsi baru boleh kumpul bersama, karena kami nurut orang tua, ya di turutin saja, selama dua tahun aja tahan kok, masa nunggu dua minggu lagi hingga resepsi tidak tahan, hehe.

namun hal yang paling spesial yang membuatku merasa kalau aku telah sungguh menjadi seorang suami adalah saat kami untuk pertama kalinya sholat bersama dikamar berdua, dan aku menjadi imamnya. subhanallah, saat itu rasanya aku ingin menangis, tetapi tidak bisa entah kenapa. saat itu aku merasakan kalau aku ternyata telah tumbuh menjadi lelaki dewasa yang harus menjadi kepala keluarga. menjadi tulang punggung untuk keluarga kecilku kelak, bukan lagi anak yang ikut orang tuanya. keputusan tiap keputusan, akan kami diskusikan bersama berdua mulai saat itu.

tanggal 6 maret 2016, acara resepsi pernikahan kami, hal yang tak kami duga, tamu undangan sungguh banyak, melebihi ekspktasi kami saat itu. tapi alhamdulillah, itulah karunia tuhan kepada orang baik, hehe
tetapi dua minggu sebelumnya, dalam persiapan resepsi, kami berdua benar benar berhemat, mencari segala sesuaitu sesuai budget, namun alhamdulillah sekali lagi, semua itu terbayarkan dengan lancar dan meriahnya acara kami.

hari ini, tepat satu tahun pernikahan, kami telah dikaruniakan satu orang putri yang cantik, yang lahir tepat sembilan bulan satu hari setelah pernikahan. lahir lebih dini dari perkiraan, maju tiga minggu. lahir karena pecah ketuban dini, dan disitulah perjuangan istriku yang luar biasa. hal yang mustahil dibayangkan. dia pecah ketuban dini di klinik, lalu disuruh rujuk ke RS, tetapi tidak di anter. padahal air ketubahnya sudah bercucuran. akhirnya dia mengunggu orang tuanya di depan klinik. disitulah keajaiban terjadi, katanya dia tidak merasakan sakit layaknya ibu2 yang pecah ketuban, lalu dia naik motor gonceng tiga dengan kedua orang tuanya ke RS yang jaraaknya mungkin ada 10 KM. dan subhanallah, anak kami lahir dengan sehat dan selamat walau harus melalui proses caesar, karena belum ada pembukaan dan letak bayi sungsang.

di satu tahun pernikahan ini, putri kita akan berumur tiga bulan esok hari, itulah kado pernikahan yang dapat aku berikan untukmu istriku. tetap jadi istri yang kuat, tangguh, pengertian, dan tidak bosan untuk mengingatkanku agar terus berada di jalan yang lurus, jalan yang dapat menghantarkan kita semua ke surga. saling mengingatkan dikala lupa.

selamat ulang tahun pernikahan yang pertama istriku, I Love U ❤♥❤
Design Edit by Sahabat Samboja